BaLi (Balapan Liar)
BAB I
Latar Belakang
Pada
jaman sekarang,di era globalisasi, banyak hal yang berubah. Pergaulan
remaja adalah contoh kecil dari sekian banyak akibat dari
globalisasi.Pergaulan remaja sudah tidak ada batasnya. Banyak remaja
yang memelakukan hal-hal yang sangat merugikan dirinya dan orang lain.
Remaja-remaja masa kini banyak terpengaruh oleh media-media informasi.
Balapan
liar contohnya,balapan liar banyak ditiru anak remaja dari film dalam
ataupun luar negeri.Mungkin mereka ingin mencari sensasi agar dibilang gaul githu!!!
Kenakalan
remaja itu bisa didefinisikan sebagai perilaku menyimpang atau tingkah
laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran status hingga
tindak kriminal. (Kartono, 2003).
Fenomena
balap liar ini sebenarnya bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat.
Malahan bagi masyarakat golongan bawah merupakan hiburan tersendiri.
Sebagian besar pelaku balap liar ini justru bukannya golongan menengah
tapi golongan bawah. Remaja yang berasal dari keluarga golongan
bawah/keluarga miskin ini adalah aktor dari acara balap liar jalanan.
Mulai dari motor curian sampe membawa lari motor orangtuanya yang masih
kredit, juga sah-sah saja buat mereka, yang penting mendapat tepuk
tangan dari teman-teman atau geng mereka. Sayangnya polisi terkesan
tutup mata dengan kejadian ini atau bisa jadi sudah bosan juga.
Menanggapi
tentang semakin maraknya Balapan Liar di Ibu Kota akhir-akhir ini yang
menjadi miris kita sebagai masyarakat mendengarnya, anak-anak muda yang
seharusnya melakukan hal-hal yang positif untuk mengisi waktu luang mereka, apalagi balapan mereka dilakukan pada tengah malam yang seharusnya mereka menyiapkan diri belajar untuk
esok harinya. Yang terjadi keesokan harinya mereka menjadi sering
menjadi malas untuk berangkat kesekolah kerena mengantuk.
Pada gilirannya orang tua harus berurusan dengan sekolah, karena anak-anak yang sering bolos sekolah.Hal
ini akan berdampak tidak baik untuk hubungan antara orang tua dan anak,
jika hal tersebut terus berlanjut maka anak-anak akan mencari pelarian
yang lainnya, misalnya narkoba dan yang lainnya yang akan membuat anak semakin jauh menyimpang dari kehidupan yang lebih baik bagi masa depannya.
Padahal
aksi pembalap amatiran itu terbilang nekat. Selain ngebut dan
membahayakan pengguna jalan lain, mereka juga membahayakan diri sendiri
karena memacu motor tanpa menggunakan helm. Belum lagi polusi suara dan
udara yang mereka ciptakan karena motor-motor mereka sudah dimodifikasi
sedemikian rupa sehingga mengeluarkan suara yang sangat bising serta
asap dari knalpot yang dikeluarkan sangat tebal.
Ternyata
dari pengalaman mereka bahwa balapan liar tersebut sudah sengaja
diadakan yang dikoordinir oleh pemilik bengkel agar mereka mau dibujuk
untuk memodifikasi mesin motor mereka sekalipun motor mereka masih baru
dibelikan oleh orang tuanya dengan cara kredid (baru 5 bulan sudah 2 kali turun mesin dengan biaya yang tidak sedikit), ini akan sangat terasa pada saat krisis ekonomi global sekarang ini.
Kegiatan
balapan motor tersebut ternyata sudah ada “kerja sama” dengan oknum
dari aparat kepolisian setempat untuk mendapatkan “bocoran” apabila
akan diadakan razia dengan cara menyuruh mereka pindah balapan ditempat lain. Hal tersebut mereka memberikan “upeti” kepada oknum tersebut dengan cara patungan.
BAB II
2.1 Pengertian Balap Motor
Balap
motor adalah olahraga otomotif yang menggunakan sepeda motor. Balap
motor, khususnya road race, cukup populer di Indonesia. Hampir tiap
minggu di berbagai daerah di Indonesia even balap motor
diselenggarakan. Selain road race, balap motor jenis lain yang cukup
sering diadakan adalah motorcross, drag bike, grasstrack dan supersport.
Terdapat
beragam jenis olah raga yang menggunakan sarana motor balap. Federation
Internationale de Motorcyclisme (FIM) adalah badan Internasional yang
berfungsi menaungi berbagai jenis kegiatan-kegiatan olah raga balap
motor tersebut.
2.2 Jenis Kejuaraan
Karena
banyak terdapat bermacam jenis dan bentuk motor, maka terdapat pula
bermacam jenis pelombaan dan kejuaraan balap motor, antara lain:
1) Road
Racing atau balap jalanan dalam bentuk murni atau asal mulanya adalah
balapan yang dilombakan di jalan umum, seperti lintasan Isle of Man TT
(Tourist Trophy), Grand Prix Macau dan beberapa lintasan di Ireland.
Karena disebabkan oleh bahaya yang tak terlepaskan dari jalan raya
seperti jalur sempit, trotoar jalan, dan tembok-tembok, umumnya balap
jalanan sekarang dipindahkan ke lintasan-lintasan yang dibangun khusus.
2) Circuit
Racing atau balap sirkuit , yaitu dimana motor-motor balap yang
dirancang khusus atau motor-motor produksi masal yang dimodifikasi
bersaing satu dengan lainnya di sirkuit yang juga dirancang khusus.
MotoGP adalah contoh dari balapan kelas puncak yang melombakan motor
yang dirancang khusus untuk balap dan tidak dijual bebas, sementara
World Superbike adalah contoh balap yang melombakan motor produksi
masal dan dijual bebas namun dengan modifikasi sesuai ketentuan.
3) Classic
Racing Balap klasik adalah dimana para peserta membalap dengan
menggunakan motor yang telah dimodifikasi secara besar-besaran dari era
awal – biasanya motor-motor sebelum pertengahan tahun 70-an.
4) Motokross
dan sepupunya supercross di lombakan di lintasan berlumpur, biasanya
menampilkan motor yang melompat melewati jarak yang jauh.
5) Supermoto
adalah gabungan antara balap jalanan dan motokross. Motor yang
digunakan umumnya adalah jenis motor motokross dengan ban motor balap
jalanan. Lintasan yang digunakan untuk perlombaan juga campuran antara
jalanan dan lintasan berlumpur atau tanah.
6) Speedway
dan speedway es adalah balapan yang diadakan di sirkuit berbentuk
lonjong (oval) dimana para pembalap berlomba dengan gaya khas speedway
yaitu mengepotkan (membelok dengan menggeser roda belakang) motor untuk
memudahkan melewati sirkuit yang hanya berbentuk oval tersebut.
7) Ketahanan
motor (Enduro), dimana balapan di lombakan dalam jangka waktu yang
panjang, dan dengan lintasan alam, bahkan melewati daerah terpencil.
Reli Paris-Dakkar dan Six Day Endurance adalah contohnya.
8) Balap
motor enduro atau Reli jenis lain yang berbasis pada pengumpulan poin
yang di raih pembalap dan tidak terfokus mutlak pada waktu tempuh
keseluruhan peserta. Reli-reli di lombakan dalam waktu beberapa hari
dan ribuan mil, dengan poin-poin bonus yang diberikan jika berhasil
sampai di tujuan dan tempat yang di perintahkan. The Iron Butt
Association adalah badan yang sering menyelenggarakan reli-reli semacam
itu.
9) Trial
Motor di mana peserta mengendarai motor yang dbentuk khusus dengan
berat yang ringan dan dengan suspensi yang fleksibel. Peserta harus
menaklukkan beragam rintangan buatan seperti kotak, ban, tong yang
bertumpuk dan rintangan-rintangan lain. Lomba juga dilakukan di
rintangan alam berupa batu-batuan. Peserta di haruskan melewati
rintangan-rintangan dengan kesalahan seminimal mungkin untuk menjadi
juara.
10) Drag
Race motor (juga dikenal dengan sprints) dimana dua peserta start di
belakang sebuah garis star yang sama dengan tanda star berupa lampu.
Setelah lampu star menyala dua pembalap memacu motornya melewati dua
lintasan lurus sejauh seperempat mil, dimana waktu tempuh mereka di
catat dan di hitung. Pembalap dengan catatan waktu paling singkat
melewati garis finis adalah pemenangnya.
11) Hill
Climb adalah dimana seorang pembalap menaiki atau mencoba menaiki
sebuah bukit berlumpur atau tanah dengan motornya. Motor yang digunakan
di rancang khusus dengan lengan ayun (swing arm) yang panjang dan ban
khusus ala motokross. Pembalap yang mencapai titik tertinggi di bukit
atau tercepat menaiki bukit adalah pemenang.
12) Land
Speed dimana seorang pembalap tunggal memacu motor melewati sebuah
lintasan lurus sepanjang satu sampai tiga mil (biasanya dilakukan di
permukaan sebuah danau yang mengering) Pembalap tersebut harus berupaya
untuk membuat catatan waktu tercepat dan melewati catatan rekor
pembalap sebelumnya di kelas tersebut atau berdasar jenis motor yang
dipakainya, agar namanya tercatat dalam buku rekor.
2.3 Balapan Liar
Balapan
liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda motor maupun
mobil, yang dilakukan diatas lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama
sekali tidak digelar dilintasan balap resmi, melainkan di jalan raya.
Biasanya kegiatan ini dilakukan pada tengah malam sampai menjelang pagi
saat suasana jalan raya sudah mulai lenggang.
Sebut
saja, Ujang pria 23 tahun ini, mengaku cukup senang dengan hobinya
kebut-kebutan dijalan. Selain untuk bersenang-senang, mencari uang, dan
mencari gengsi diantara geng motor yang lain. Ujang sudah hampir tiga
tahun menggeluti dunia balap liar.
”Awalnya
sih, dari hobi kebut-kebutan dijalan, lama-lama jadi ketagihan balap
liar ini”, ujarnya dengan santai. Tidak ada rasa takut, malah dapat
mengacu adrenalin saya, ucap Ujang penyuka santapan Yamien Manis ini.
”Rasa takut, paling takut dimarahin mama ajah, kalo ketangkap sama
Polisi”, Ujang sudah keluar masuk tahanan polisi. Dan tidak jarang ia
jatuh dari motor
Ujang
mengaku, sebelum terjun di balap liar ini, ia pernah ikut dalam geng
motor, yang saat ini sedang marak. Namun, sekarang ia keluar dari geng
motor tersebut. Mengaku terdapat perbedaan antara geng motor dengan
kelompok balap liar ini, ”Kalau geng motor, Kita tidak pernah melakukan
tindak kriminal yang melukai warga sipil, kita hanya bertanding ketika
di arena aja. Kalau geng motor, seperti kita lihat, mereka melakukan
tindak kriminal. Kenakalan remaja itu ajah persamaan antara geng motor
dengan Balap liar”. Ujarnya yang memang mempunyai hobi ngoprek motor
dan musik ini.
Deru
mesin motor setiap Sabtu malam sudah menjadi langganan dibeberapa ruas
jalan ibukota. Bisingnya membuat pening kepala warga yang hendak
beristirahat. Biasanya motor-motor dengan suara knalpot kencang ini
sudah beraksi sejak pukul 20.00 WIB. Jalan raya yang mulai lengang
dijadikan ajang nge-track. Sekitar dua puluhan orang yang kebanyakan
remaja sudah menguasai jalan. Pembalap
liar tak mau tahu. Jalan raya yang juga digunakan oleh pengguna jalan
lain seolah menjadi sirkuit kelas dunia bagi mereka.
Faktor
keamanan bukan lagi jadi prioritas. Mereka meninggalkan perlengkapan
pelindung badan seperti helm dan jaket. Bagi sang joki, yang terpenting
adalah bisa beraksi bebas memacu motor. Gairah memacu motor bahkan
tetap tak terbendung saat Ramadan datang. Trek-trekan liar bukannya
mereda justru semakin menjadi. Bagi sebagian joki yang haus tantangan,
waktu sahur dimanfaatkan untuk beraksi di jalan.
Trek-trekan
pun tak jarang harus membuat para pembalap liar kucing-kucingan dengan
polisi yang berjaga untuk membubarkan aksi nekat mereka. Saat patroli
tiba pembalap-pembalap jalanan langsung kocar-kacir. Tak semuanya bisa
kabur mengandalkan kecepatan, dan ada saja yang dicokok.
Tak
jarang pula ditemukan bengkel yang biasa memodifikasi motor standard
menjadi motor balap liar. Motor korekan, begitu biasanya sebutan
motor-motor balap modifikasi ini. Beberapa komponen mesin dimodifikasi
atau bahkan diganti dengan komponen lain. Dan bukan sembarangan suku
cadang yang dipasang. Spare part dengan harga yang melangit juga
menjadi pilihan untuk menyulap kondisi motor menjadi yang paling
disegani.
Bengkel motor ternyata tidak sekadar menjadi tempat memodifikasi. Di arena balap liar, dua motor yang bertarung kerap berasal dari bengkel yang berbeda. Persaingan bukan lagi antar joki. Melainkan gengsi antar bengkel.
Meskipun
namanya balapan liar, alias tak resmi, mereka tidak asal bertemu di
jalanan. Dibutuhkan pihak ketiga yang disebut calo atau perantara.
Jika spesifikasi mesin dan perangkat motor sudah dimodifikasi dan layak
untuk diadu, sang calo mengajak motor dari bengkel lain untuk tarung di
lintasan balap liar.
Balap
liar seperti makanan tak bergaram jika tak melibatkan taruhan. Besarnya
taruhan tidak main-main. Untuk motor yang dianggap sudah memiliki
reputasi, harga taruhannya pun bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Begitu
motor-motor yang beradu cepat menyentuh garis finish, penonton pun
bergemuruh. Senyum kemenangan bukan hanya didapat dari pembalap tapi
juga penonton. Jutaan rupiah pun didapat dari taruhan pinggiran,
sebutan untuk taruhan antar penonton balapan liar.
Jumlah
uang tak sedikit yang dipertaruhkan menyebabkan sering terjadi
perselisihan pendapat tentang siapa yang menang dan terkadang berujung
ricuh. Selain persoalan judi yang melanggar hukum kebut-kebutan tak
resmi ini juga ikut menyumbang angka kecelakaan.
2.4 Faktor Pendorong
Banyak faktor yang mendorong kegiatan ini terus berkembang hingga saat ini, beberapa diantaranya:
1) Uang taruhan
2) Gengsi atau nama besar bengkel
3) Hobi
4) Memacu adrenalin
5) Kesenangan
2.5 Norma-norma Yang Dilanggar
1) Norma kesopanan
Karena sangat mengganggu ketertiban umum.
2) Norma agama
Karena juga menjadi kegiatan taruhan uang.
3) Norma hukum
Karena melanggar rambu lalu-lintas
2.6 Ada 3 hal yang berperan penting dalam hal ini, yaitu:
Tapi,
satu hal yang perlu diingat adalah: seimbang. Otoriter atau istilah
lebih halusnya tegas, permisif serta demokratisnya haruslah sesuai
kadar.
Ketika
orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan
muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalo ortu permisif,
remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah lakunya
yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja. Bahkan orang tua
yang demokratis sekalipun.
Tekanan teman bahkan sahabat,
apakah itu yang namanya rasa solidaritas, ingin diterima, dan sebagai
pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja.
Pada
hakikatnya apa yang dilakuin oleh seorang remaja ketika mencoba menarik
perhatian dari ortu terlebih lagi teman, adalah untuk memuaskan diri
remaja itu sendiri. Memuaskan di sini bukan hanya dalam arti negatif
aja yah. Namun, demi memuaskan obsesinya itu - sering malah ‘keterlaluan’ dan ‘berlebihan’!
2.7 Lokasi yang sering dijadikan arena balap liar :
a) Wilayah Jakarta Pusat :
1) Jl. Landasan pacu
2) Tanah Abang
3) Karet
4) Jl. Asia Afrika (mobil)
5) Jl. Pramuka
6) Jl. Proklamasi
b) Wilayah Jakarta Selatan :
1) Cipete
2) D Best Fatmawati
3) Depan Univ. Pancasila
4) Tanjung Barat
5) PGA Lebak Bulus
6) Jl. Buncit Raya,POM bensin shell,hotel maharani
7) Permata Hijau
8) POM bensin petronas lenteng agung
c) Wilayah Jakarta Timur :
1) Depan Masjid At-tien TMII
2) Terowongan kelapa dua wetan
3) Jl. Raya Cibubur depan PT.CIBA-CIBI
4) Jl. I Gusti Ngurah Rai
5) Jl. Basuki Rahmat
6) Jatiwarna
d) Wilayah Jakarta Barat :
1) Jl. Panjang
2) Jl. Daan Mogot
3) Depan RS Graha Medika, Kebon Jeruk
BAB III
3.1 Kesimpulan
Balapan
liar sangat merugikan orang lain dan diri si pembalap liar, karena
dilakukan di jalan raya umum yang digunakan orang lain bukan di sirkuit
balapan. Sehingga bisa menyebabkan kecelakaan pada orang lain yang
sedang melintas.
Dan
balapan liar sudah menjadi hobi dan kesenangan bagi si (joki) pembalap
liar, bagi penonton menjadi suatu hiburan apalagi terjadi
insiden-insiden kecelakaan yang terjadi pada si (joki) pembalap liar.
Balapan
liar juga menjadi tempat perjudian atau taruan dengan uang ratusan
hingga jutaan rupiah, atau dengan taruan dengan motornya. Tidak luput
juga balapan liar bisa memicut keributan antar geng motor.
3.2 Saran
Peranan
orang tua sangat diperlukan agar anaknya tidak mengikuti balapan liar
adalah dengan mengarahkan si anak agar bisa lebih menghormati dan
menghargai dirinya sendiri, menggunakan fasilitas umum seperti halnya
jalan sebaik mungkin, pengendalian akan diri si anak lebih penting,
jika memang si anak memiliki bakat dalam adu balap inilah saatnya orang
tua bisa memberi arahan dan mengikutsertakan pada kegiatan lomba
balapan yang resmi dengan mengikuti klub balap sepeda motor dekat
tempat tinggal.
Kepada orang tua untuk waspada agar anak-anak kita tidak menjadi korban bujukan pemilik bengkel untuk memodifikasi mesin motor
mereka, dan kepada aparat terkait agar dapat melaksanakan tugasnya agar
balapan liar tersebut diberantas secara sungguh-sungguh karena mereka
adalah anak-anak bangsa yang harus mengisi waktunya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat demi masa depannya yang lebih baik.